By Assertive Class

Dia adalah seorang pemuda biasa yang rela berkorban untuk melakukan sesuatu. Badrun begitulah dia dipanggil oleh kebanyakan orang di kampungnya. Meskipun itu bukan nama aslinya tetapi dia tak pernah memprotesnya. “Toh meski aku memprotesnya orang-orang pasti akan selalu memanggilku seperti itu” ujarnya.

Sejak kecil Badrun diasuh dan dirawat oleh kakek neneknya. Ayah dan ibunya pergi bekerja ke luar negeri sejak umurnya masih tiga tahun. Badrun hidup dengan penuh kesederhanaan di kampung. Kakeknya merupakan seorang buruh tani yang penghasilannya hanya cukup untuk kehidupan selama satu bulan saja. Neneknya pun hanya seorang tukang kupas bawang dirumah tetangganya penghasilannya pun hanya dapat menjaga agar kompor di dapur  dapat tetap menyala setiap harinya.

Sejak kecil Badrun terkenal dengan sifatnya yang kadang usil dan jenaka. Orang-orang selalu dibuat terheran dan tertawa oleh tingkah lakunya. Meski begitu, ia seorang yang rajin membantu dan ramah terhadap setiap orang. Ia selalu membawakan makanan dan air minum untuk kakeknya yang sedang bekerja di ladang. Seusai pulang sekolah Badrun selalu menyempatkan dirinya untuk membantu kakeknya di ladang. Badrun di didik sejak kecil agar menjadi pribadi yang sederhana dan mandiri. Di sekolahnya badrun merupakan siswa yang rajin dan pintar. Badrun selalu disenangi oleh teman-temannya di sekolah.

Hari demi hari hingga tahun demi tahun berlalu. Ia kini telah tumbuh dewasa. Namun, sifat dan wataknya masih seperti yang dulu. Tak terasa sebentar lagi ia akan lulus dari masa sekolah ini. Tak terpikirkan olehnya hal apalagi yang akan dia alami setelah masa ini. Terlintas di benaknya untuk mewujudkan impiannya sejak dulu.

Simak kisah selanjutnya dari Badrun di part berikutnya 🙂

Cerita selanjutnya…