Bani Abbasiyah memegang tampuk pemerintahan setelah runtuhnya Bani Umayyah. Secara umum, kebijakan yang dijalankan oleh Bani Abbasiyah berbeda 180 derajat dengan pemerintahan sebelumnya (Bani Umayyah). Pada saat pemerintahan Bani Umayyah ekspansi atau perluasan wilayah tampak menonjol. Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah perluasan wilayah tidak lagi menjadi prioritas utama karena wilayah kekuasaan Islam (Bani Umayyah) sangat luas. Pembangunan ilmu pengetahuan menjadi prioritas utama Bani Abbasiyah.
Masa pemerintahan Bani Abbasiyah merupakan era baru dalam pemerintahan Islam. Yang dimaksud era baru adalah terobosan-terobosan dan lompatan-lompatan di bidang ilmu pengetahuan. Pada masa Bani Abbasiyah ini para penduduk diberi kebebasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak salah jika sebagian pemerhati tarikh menyatakan bahwa era Bani Abbasiyah merupakan salah satu tonggak sejarah ilmu pengetahuan. Pada masa ini dunia Islam menunjukkan keterbukaan, tidak menutup diri terutama dalam soal peradaban ilmu.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah terjadi terutama pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid dan al-Makmun, penggantinya. Pada masa itu dibangun perpustakaan (Baitul Hikmah). Selain itu, dibangun pula rumah sakit, sekolah-sekolah kedokteran, dan farmasi.
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah muncul tokoh-tokoh ilmu pengetahuan. Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‘i, dan Imam Ahmad bin Hambal memperkenalkan tata cara pengambilan hukum Islam. Dalam bidang ilmu nahwu dikenal nama-nama seperti Sibawaih, Umar as-Saqafi, Abu Ja’far ar-Ru‘asi, dan al-Kisa‘i. Ada juga nama-nama seperti Ibnu Hisyam, Muhammad bin Umar al-Waqidi, dan beberapa nama lain yang menggagas serta menulis sirah (riwayat hidup) Nabi.
Gerakan penerjemahan ilmu pengetahuan dari bangsa lain juga dilakukan pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah ini. Naskah-naskah ilmu pengetahuan kuno (seperti karya filsuf Yunani, Persia Kuno, dan India Kuno) diterjemahkan ke dalam bahasa Arab untuk selanjutnya diselidiki serta dipelajari ide-ide pentingnya. Pusat kegiatan penerjemahan dan pendidikan diselenggarakan sekaligus membahas serta mempelajari pikiran-pikiran penting dari pengetahuan baru tersebut. Dari usaha ini lahir pengetahuan-pengetahuan baru tentang filsafat, kedokteran, ilmu ukur, ilmu hitung, dan berbagai ilmu pengetahuan lain. Lahir pula namanama penting seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-Khawarizmi, al-Farabi, al-Kindi, Umar Khayam, dan beberapa nama lain.
Kebijakan para penguasa Bani Abbasiyah mendukung semangat para ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Di antara kebijakan yang dijalankan sebagai berikut.
a. Menggalang penyusunan buku-buku.
b. Menghidupkan kegiatan-kegiatan ilmiah.
c. Menggalang penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa asing.
d. Membangun pusat-pusat kegiatan ilmu pengetahuan.